Hari
menjelang sore walaupun cuaca masih cukup panas di desa Mutiara kecamatan
Salang, ita bersama 3 orang temannya baru menyelesaikan pekerjaannya membantu
orangtua memetik beberapa palawija yang masih tersisa akibat kemarau panjang
yang melanda beberapa kecamatan di simeulue dan bulir-bulir cengkeh baru mulai
tampak diantara daunan hijau yang telah lama diidamkan masyarakat kecamatan
salang khususnya akibat hama yang telah puluhan tahun merusak perkebunan
cengkeh ini.
Beranjak dari kebun dengan sisa tenaga yang ada, Ita beserta
teman-temannya perlahan menyusuri jalan baru yang masih dalam tahap penyelesaian,
yang pembangunan jalan tersebut direncanakan sepanjang 2000 meter, walau belum
terpenuhi ruas jalan yang direncanakan, tapi sangat membantu masyarakatnya
dalam mengangkut hasil pertanian dan perkebunan.
Masyaraka pulang menyusuri jalan baru yang masih dalam tahap penyelesaian
|
Jalan
yang dibangun oleh masyarakat desa ini berdasarkan hasil musyawarah masyarakat
desa pada saat musyawarah dusun, mereka meminta agar dibukanya jalan untuk
dapat dilalui, agar tidak melalui jalan dari desa lain yang jaraknya sampai 3 kali
lipat jauhnya.
Seiring
dengan dimulainya musyawarah tingkat desa, mereka pun mencari cara agar jalan
yang mereka minta untuk dibangun, dimulai dengan meminta arahan dari para
fasilitator, persyaratan apa yang harus dipenuhi, dan bagaimana cara agar permintaan
masyarakat desa Mutiara yang berjarak 85 kilometer dari ibukota Kabupaten ini
dapat dikabulkan, dan bagaimana mengawal usulan mereka agar tidak pupus
ditengah jalan. Semuanya mereka lakukan secara sungguh-sungguh, mengingat desa
mutiara ini termasuk jauh, dan kurang tersentuh daripada desa lain yang lebih
dekat dari ibukota kecamatan maupun kabupaten. Demikianlah sekilas cara menarik
yang dilakukan masyarakat desa agar pembangunan di desa diperoleh.
Berkat
keuletan dan kegigihan wakil masyarakat desa ini memperjuangkan usulan mereka,
hasil yang diperolehpun mendapatkan peringkat keempat dalam usulan yang akan
didanai dengan jumlah bantuan Rp.271.296.000,-
Masyarakat
desa mutiarapun bahu membahu dalam mengerjakan pembangunan prasarana ini,
walaupun terdapat beberapa masalah dalam hal masyarakat yang masih berat
melepaskan sedikit tanah mereka dalam pembukaan jalan ini, berkat pemberian
pemahaman perangkat desa yang dibantu oleh fasilitator mulai dari perjuangan
masyarakat mendapatkan bantuan sampai dengan manfaat yang akan dihasilkan bila
jalan ini sudah terbuka untuk masyarakat desa. Akhirnya walau masih terasa
berat bapak tersebutpun rela melepaskan tanah tersebut untuk membantu
masyarakat masyarakat desa lainnya.
Walaupun
jalannya belum siap semuanya, saya dan teman-teman dapat membantu orang tua
kami dalam memetik dan membawa hasil kebun untuk dibawa pulang, dan hasilnya
lebih banyak yang bisa kami bawa dibandingkan sebelum ada jalan sirtu ini, yang
harus melewati pagar-pagar kebun orang terlebih dahulu.
Dengan
hasil yang lebih banyak dibawa pulang dari hasil kebun ini, maka kamipun lebih
mudah dalam membantu orangtua, dan biaya ke sekolah pun jadi lebih mudah diperoleh akibat kebun yang
kami tanami dapat setiap hari kami rawat dan menanami dengan berbagai sayuran.
“Biaya anak kesekolah pun tak susah lagi kami peroleh” kata seorang bapak yang baru pulang dari kebun yang berada di desa
ini.
Walaupun Lelah, semangat gadis kecil ini tetap menyala,
dengan senyum kepuasan membawa hasil panen dari kebun orangtuanya
|
Bapak
dari mana?, Mau kemana?, Demikianlah
sepenggalan kalimat tanya yang dilontarkan gadis kecil ini, dan kami menjawab
“bapak dari PNPM” dan mereka pun meneruskan“ Terima kasih bapak PNPM atas
dibuat jalan ini “ dan akhirnya “Kapan diaspalnya pak? ha ha ha ha.......” kata
anak anak polos berseloroh.
Narator oleh
Reza Hasnawy, ST
Tidak ada komentar:
Posting Komentar