Kita semua pernah
sekolah, dan Insya Allah demikian pula anak-anak kita nantinya. Diantara
anak-anak itu tentu saja ada yang berotak encer dan tak banyak menemui masalah.
Namun saat tumbuh dimasyarakat tumbuh menjadi manusia-manusia yang dituntun
berdasarkan arah oleh pendidikan sekolah, suasana keluarga dan lingkungan yang
membentuk karakter pribadi serta tingkah laku yang ia terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Banyak sekarang kehidupan yang mempertontonkan dan mempelajari
cara hidup yang serba praktis, sehingga di masyarakat hampir menjadi budaya
ditambah tampilan media yang mempertontonkan rasa pesimisme.
Mungkin semua
persoalan menjadi rumit ketika kita melihat kenyataan yang ada di dunia nyata.
Yang sekolahnya dilalui dengan penuh kesungguhan bisa tak jadi apa-apa
sedangkan yang sekolahnya main-main malah bisa menjadi pejabat, politisi
terkenal, atau bahkan pengusaha besar. Sulit kita melawan buku-buku populis
yang mengajarkan cara-cara jalan pintas, cara gobloknya Bob Sadino berwirausaha
atau bahkan keluguan seorang motivator yang menyebutnya dengan judul besar di
cover depan buku karangannya: "The Power of Malas" . Sungguh, ini
sangat sulit! Mengapa sulit? Tentu bukan karena belajar tidak
penting, melainkan ada yang salah.
Pelatihan Kader
Teknik di kecamatan ngariboyo kabupaten magetan kita mencoba untuk
mengaplikasikan menjadi sebuah metode yang kita ajarkan dengan sistem pelatihan
yang intensif, terpadu dengan perbandingan teori dan praktek. Pembangunan
sarana prasarana perdesaan yang berbasis pemberdayaan
masyarakat terutama melalui PNPM Mandiri Perdesaan merupakan upaya
untuk menunjang peningkatan kualitas insfrastruktur dasar yang ada di desa.
Upaya tersebut untuk mendorong kemandirian masyarakat perdesaan.
Dengan melihat pembangunan infrastruktur dasar yang dilaksanakan selama ini
melalui PNPM Mandiri Perdesaan memerlukan dukungan dari sisi masyarakat dalam
merencanakan, mengelola, dan melestarikan hasil kegiatan terutama dikegiatan
fisik.
Untuk menunjang
kemampuan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur perdesaan perlu diperkuat
dengan adanya Kader Teknik di masing masing desa. Langkah yang dilakukan PNPM
Mandiri perdesaan merupakan upaya untuk mewujudkan desa yang memiliki kemampuan
sendiri dalam mengelola kegiatan pembangunan terutama kegiatan infrastruktur
dasar yang ada di desa. Dengan adanya kemandirian Kader Teknik, masyarakat desa
mampu menemukan strategi pembangunannya sendiri, dengan pola pembangunan desa
yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat desa.
Pengutan kemampuan
masyarakat desa melalui pelatihan Kader Teknik maka kemandirian desa dapat
mulai diwujudkan mulai dari pemantauan kapasitas dan kelambagaan masyarakat.
Untuk mendukung kemandirian dan otonomi desa, desa juga harus mampu mengambil
keputusan yang tepat dibidang teknik, artinya dalam bidang teknik desa harus
dapat mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan serta harus dapat
mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan serta melestarikansarana prasarana
desa dengan mandiri dan berkualitas. Berdasarkan pengalaman di PNPM Mandiri
Perdesaan, penyiapan Kader Teknik Desa(KTD) atau Kader Pemberdayaan Desa Teknik
(KPMDT) belum berjalan dengan optimal. Hal inin berdampak pada penguasaan infrastruktur
lebih banyak dilakukan oleh Tim Pelaksanan Kegiatan (TPK). Untuk itu peran
keteknikan yang banyak diemban oleh Fasilitator Teknik (FT) semaksimal mungkin
ditransfer pengetahuan dan ketrampilan hal hal teknik kepada Kader Teknik Desa.
Waktu pelaksanaan
kegiatan pelatihan selama 2 hari, pelatihan dilapangan bisa disesuaikan dengan
tahapan kegiatan dilapangan, pokok bahasan bisa diatur sesuai dengan kegiatan
dilapangan, jadi pelatihan kita sesuaikan dengan tahapan kegiatan yang ada
dilapangan, sehingga habis pelatihan langsung kita libatkan untuk langsung
terjun dimasyarakat ini baik untuk mengembangkan kemampuan Kader Teknik dengan
langsung praktik.
Dengan durasi waktu
yang telah kita latihkan, maka kader-kader yang sudah pernah mengikuti
pelatihan dikecamtan kami coba jadikan pekerja pada saat sarana pembangunan di
desa-desa kecamtan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue. Mungkin agak sulit
menggabungkan antar teori dengan praktek yang ada dilapangan.kami mencoba
meyakinkan Kader Teknik bahwa ilmu yang sudah didapat bisa untuk diaplikasikan
dilapangan, untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan mutu bagus, dan biaya
sesuai dengan rencana. Pelaksanaan pembangunan dapat dikontrol dengan baik oleh
pelaku kader teknis karena sudah mengikuti pada proses desain RAB sehingga
mereka dapat menghitung penggunaan material, alat dan Campuran, sehingga
diperoleh hasil yang baik dengan adanya pendelegasian
kepercayaan dari tingkat kecamatan untuk memberi ruang belajar untuk
mempraktekkan ilmu yang didapat pada saat pelatihan.
Selain menyiapkan
kader teknis yang baik kita perlu juga mengawal pada proses perencanaan untuk
memilih jenis prasarana yang baik sehingga hasil usulan
merupakan jenis sarana prasarana yang berdampak positif mendukung
kegiatan sosial ekonomi desa, serta dapat mengantisipasi agar tidak berdampak
negatif. Selanjutnya Kami akan tetap memfasilitasi kader, agar memiliki
ketrampilan dasar teknik sarana prasarana perdesaan :
-
Memfasilitasi proses survei tekik untuk
pembangunan sarana prasarana desa
-
Memfasilitasi penyusunan desain dan Rencana
Anggaran Biaya
-
Memfasilitasi proses pengadaan material, bahan
dan alat
-
Memfasilitasi pelaku dalam aspek dalam
manajemen kontruksi
-
Memfasilitasi terjaganya kualitas pembangunan
dan bangunan serta prasarana desa.
-
Memfasilitasi Pengelolaan dan Pemeliharaan
Prasarana Desa
Dengan terwujutnya itu
semua akan mempercepat proses pencapain tujuan dan cita-cita PNPM-MPd untuk
mewujutkan masyarakat mandiri, berlandaskan ilmu pengetahuan, dengan jiwa
bangsa indonesia yang ramah dan mempunyai sifat kegotong royongan.
Narator Oleh:
Zarly Yanto,ST
Fas.Kec. Teknik Simeulue Barat PNPM Mandiri Perdesaan
Kab. Simeulue, Provinsi
Aceh