Selamat Datang di Blog PNPM Mandiri Pedesaan Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh

Selasa, 24 Juni 2014

Jembatan Impian Masyarakat...




Selama bertahun-tahun masyarakat di Desa Luan Balu Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Simeulue, memiliki permasalahan menuju laut dan kebun mereka yang berada di dusun sebelah, dikarenakan jembatan yang sudah ada dahulu runtuh akibat gempa.Akibat dari kondisi tersebut masyarakat, sepeda,maupun sepeda motor tidak dapat melewatinya, mereka harus berjalan memutar lewat jalan raya dan itu lebih jauh jarak tempuhnya. Padahal jalan – jalan disekitar jembatan itu sudah bagus dan dapat dilalui kendaraan roda dua,tetapi dikarenakan jembatan tidak berfungsi maka jalan tersebut jarang dilalui masyarakat, sehingga terlihat seperti hutan. Apalagi mengingat sebagian besar pekerjaan masyarakat Desa Luan Balu adalah nelayan, sehingga mereka sangat membutuhkan jembatan ini.



Setelah melalui proses panjang akhirnyapada tahun 2013, usulan Pembuatan Jembatan Desa Luan Balu yang terdanai oleh BKPG tahun anggaran 2013 dengan jumlah total bantuan dana sebesar Rp. 70.000.000,- dengan rincian dana fisik Rp. 20.500.000,- dan untuk operasional TP-BKPG sebesar Rp. 2.500.000,-
   


Dikarenakan bentang sungai yang cukup panjang maka tiang penyangga yang dipasang terbuat dari beton, agar mampu menahan beban pengguna jembatan tersebut. Dan dengan kerjasama yang baik antara TP-BKPG dengan masyarakat yang dalam hal ini merupakan tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan tersebut maka jembatan pun selesai dikerjakan dalam waktu kurang lebih 90 hari, dimana waktu yang cukup lama itu disebabkan ketersediaan kayu yang cukup lama,karena menggunakan kayu tipe A yaitu kayu rasak yang harus melalui proses pemesanan terlebih dahulu. Maka terbangun lah jembatan dengan berukuran 16 x 2,5 meter.


Pada akhir pelaksanaan pembangunan dilakukan serah terima pekerjaan dari TP-BKPG kepada masyarakat Desa Luan Balu melalui acara Musyawarah Desa Serah Terima (MDST). Acara tersebut di hadiri seluruh masyarakat desa, perangkat desa dan Camat beserta staf dari Kecamatan. Dalam acara tersebut TP-BKPG membacakan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana dari awal sampai akhir kegiatan.
 
masyarakat sudah tidak jauh lagi menempuh dusun seberang
Pasca pembangunan Jembatan tersebut masyarakat jadi dapat berjalan ke dusun sebelah tanpa harus melalui jalan raya yang pastinya lebih jauh jaraknya. Bahkan sepeda motor pun lewat dari jembatan tersebut. Dan lingkungan sekitarnya ramai kembali.


Kesimpulannya,dengan dibangunnya jembatan ini, maka semakin mudah dan dekat lah akses masyarakat menuju laut dan menuju dusun sebelah. Dan diharapkan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Luan Balu.Sampai bertemu lagi di Desa Luan Balu dengan kegiatan yang lainnya.

TERIMA KASIH PNPM-MP
 
Deskripsi Oleh:
Nora Berliana Marpaung, A.Md
Fas.Kec. Teknik Kecamatan Teluk Dalam PNPM Mandiri Perdesaan 
Kab. Simeulue, Provinsi Aceh

PELATIHAN KADER TEKNIS

Kita semua pernah sekolah, dan Insya Allah demikian pula anak-anak kita nantinya. Diantara anak-anak itu tentu saja ada yang berotak encer dan tak banyak menemui masalah. Namun saat tumbuh dimasyarakat tumbuh menjadi manusia-manusia yang dituntun berdasarkan arah oleh pendidikan sekolah, suasana keluarga dan lingkungan yang membentuk karakter pribadi serta tingkah laku yang ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak sekarang kehidupan yang mempertontonkan dan mempelajari cara hidup yang serba praktis, sehingga di masyarakat hampir menjadi budaya ditambah tampilan media yang mempertontonkan rasa pesimisme.

Mungkin semua persoalan menjadi rumit ketika kita melihat kenyataan yang ada di dunia nyata. Yang sekolahnya dilalui dengan penuh kesungguhan bisa tak jadi apa-apa sedangkan yang sekolahnya main-main malah bisa menjadi pejabat, politisi terkenal, atau bahkan pengusaha besar. Sulit kita melawan buku-buku populis yang mengajarkan cara-cara jalan pintas, cara gobloknya Bob Sadino berwirausaha atau bahkan keluguan seorang motivator yang menyebutnya dengan judul besar di cover depan buku karangannya:  "The Power  of Malas" . Sungguh, ini sangat sulit!  Mengapa sulit?  Tentu bukan karena belajar  tidak penting, melainkan ada yang salah.

Pelatihan Kader Teknik  di kecamatan ngariboyo kabupaten magetan kita mencoba untuk mengaplikasikan menjadi sebuah metode yang kita ajarkan dengan sistem pelatihan yang intensif, terpadu dengan perbandingan teori dan praktek. Pembangunan sarana prasarana perdesaan yang berbasis pemberdayaan masyarakat  terutama melalui PNPM Mandiri Perdesaan merupakan upaya untuk menunjang peningkatan kualitas insfrastruktur dasar yang ada di desa. Upaya tersebut  untuk mendorong kemandirian masyarakat perdesaan. Dengan melihat pembangunan infrastruktur dasar yang dilaksanakan selama ini melalui PNPM Mandiri Perdesaan memerlukan dukungan dari sisi masyarakat dalam merencanakan, mengelola, dan melestarikan hasil kegiatan terutama dikegiatan fisik.

Untuk menunjang kemampuan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur perdesaan perlu diperkuat dengan adanya Kader Teknik di masing masing desa. Langkah yang dilakukan PNPM Mandiri perdesaan merupakan upaya untuk mewujudkan desa yang memiliki kemampuan sendiri dalam mengelola kegiatan pembangunan terutama kegiatan infrastruktur dasar yang ada di desa. Dengan adanya kemandirian Kader Teknik, masyarakat desa mampu menemukan strategi pembangunannya sendiri, dengan pola pembangunan desa yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat desa.

Pengutan kemampuan masyarakat desa melalui pelatihan Kader Teknik maka kemandirian desa dapat mulai diwujudkan mulai dari pemantauan kapasitas dan kelambagaan masyarakat. Untuk mendukung kemandirian dan otonomi desa, desa juga harus mampu mengambil keputusan yang tepat dibidang teknik, artinya dalam bidang teknik desa harus dapat mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan serta harus dapat mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan serta melestarikansarana prasarana desa dengan mandiri dan berkualitas. Berdasarkan pengalaman di PNPM Mandiri Perdesaan, penyiapan Kader Teknik Desa(KTD) atau Kader Pemberdayaan Desa Teknik (KPMDT) belum berjalan dengan optimal. Hal inin berdampak pada penguasaan  infrastruktur lebih banyak dilakukan oleh Tim Pelaksanan Kegiatan (TPK). Untuk itu peran keteknikan yang banyak diemban oleh Fasilitator Teknik (FT) semaksimal mungkin ditransfer pengetahuan dan ketrampilan hal hal teknik kepada Kader Teknik Desa.

Waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan selama 2 hari, pelatihan dilapangan bisa disesuaikan dengan tahapan kegiatan dilapangan, pokok bahasan bisa diatur sesuai dengan kegiatan dilapangan, jadi pelatihan kita sesuaikan dengan tahapan kegiatan yang ada dilapangan, sehingga habis pelatihan langsung kita libatkan untuk langsung terjun dimasyarakat ini baik untuk mengembangkan kemampuan Kader Teknik dengan langsung praktik.

Dengan durasi waktu yang telah kita latihkan, maka kader-kader yang sudah pernah mengikuti pelatihan dikecamtan kami coba jadikan pekerja pada saat sarana pembangunan di desa-desa kecamtan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue. Mungkin agak sulit menggabungkan antar teori dengan praktek yang ada dilapangan.kami mencoba meyakinkan Kader Teknik bahwa ilmu yang sudah didapat bisa untuk diaplikasikan dilapangan, untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan mutu bagus, dan biaya sesuai dengan rencana. Pelaksanaan pembangunan dapat dikontrol dengan baik oleh pelaku kader teknis karena sudah mengikuti pada proses desain RAB sehingga mereka dapat menghitung penggunaan material, alat dan Campuran, sehingga diperoleh hasil yang baik dengan adanya pendelegasian kepercayaan  dari tingkat kecamatan untuk memberi ruang belajar untuk mempraktekkan ilmu yang didapat pada saat pelatihan.

Selain menyiapkan kader teknis yang baik kita perlu juga mengawal pada proses perencanaan untuk memilih jenis prasarana yang baik sehingga hasil usulan merupakan  jenis sarana prasarana yang berdampak positif mendukung kegiatan sosial ekonomi desa, serta dapat mengantisipasi agar tidak berdampak negatif. Selanjutnya Kami akan tetap memfasilitasi kader, agar memiliki ketrampilan dasar teknik sarana prasarana perdesaan :

  1. Memfasilitasi proses survei tekik untuk pembangunan sarana prasarana desa
  2. Memfasilitasi penyusunan desain dan Rencana Anggaran Biaya
  3. Memfasilitasi proses pengadaan material, bahan dan alat
  4. Memfasilitasi pelaku dalam aspek dalam manajemen kontruksi
  5. Memfasilitasi terjaganya kualitas pembangunan dan bangunan serta prasarana desa.
  6. Memfasilitasi Pengelolaan dan Pemeliharaan Prasarana Desa

Dengan terwujutnya itu semua akan mempercepat proses pencapain tujuan dan cita-cita PNPM-MPd untuk mewujutkan masyarakat mandiri, berlandaskan ilmu pengetahuan, dengan jiwa bangsa indonesia yang ramah dan mempunyai sifat kegotong royongan.
Narator Oleh:

Zarly Yanto,ST  
Fas.Kec. Teknik Simeulue Barat PNPM Mandiri Perdesaan  
Kab. Simeulue, Provinsi Aceh

UPK Suka Makmur Terpilih Raih Sikompak Award 2014



Wakil Presiden Boediono saat menyerahkan penghargaan pembedayaan Tahun 2014 pada Rakernas PNPM Mandiri Perdesaan di Hotel Sahid Jakarta Kamis (5/6)
Banda Aceh | Aceh kembali menjadi propinsi penerima penghargaan tertinggi yang diberikan Kementerian Dalam Negeri, Sikompak Award Tahun 2014. Diwakili oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar yang mendapatkan kategori pelayanan terbaik.

Penghargaan Sikompak Award 2014 diserahkan oleh Wakil Presiden Boediono kepada Wakil Gubernur Aceh, Muzaki Manaf sebagai Pembina Terbaik Nasional. Sedangkan Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah bersama Pengurus UPK Suka Makmur menerima langsung penghargaan bagi UPK Suka Makmur dari Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi. Di sela Rapat Kerja Nasional PNPM Mandiri Perdesaan di Hotel Sahid Jakarta Kamis (5/6).

Ketua UPK Suka Makmur, Karnaidi mengaku sangat terharu atas terpilihnya kecamatan ini mewakili Aceh pada ajang Sikompak Award 2014. Apalagi dengan hadir langsung pada penyerahan penghargaan tertinggi PNPM MPd yang berbarengan dengan Rakernas tersebut pengurus UPK berkesempatan untuk saling berbagi pengalaman para pelaku PNPM MPd dari seluruh Indonesia.

“Ini sebuah penghormatan yang kami terima sebab dapat terpilih menjadi UPK dengan kategori pelayanan terbaik di antara 257 unit pengelola kegiatan yang ada di Aceh,” ungkap Karnaidi.

Karnaidi bercerita, di Suka Makmur pengurus UPK selalu mengupayakan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat di kecamatan tersebut. Misalnya pelayanan bagi kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) maupun kelompok calon penerima manfaat. Dengan memastikan dana sudah dapat dicairkan hanya dalam hitungan 8 hari kerja.

Hal tersebut dilakukan dengan dipastikannya seluruh tahapan pengajuan usulan, verifikasi hingga dana dapat dikucurkan paling lambat dalam 8 hari kerja. Juga dalam bentuk pelayanan lainnya berupa pembinaan kelompok sesuai dengan ketentuan dan standar program. Hampir setiap hari pelayanan juga diberikan bagi masyarakat yang datang ke kantor UPK.

“Kami hadir menerima penghargaan ini mewakili seluruh komponen yang selama ini berperan serta dalam mewujudkan pelayanan terbaik. Seperti Tim Fasilitator Kecamatan, Fasilitator Kabupaten, para spesialis RMC I Aceh, Bupati, BPM Aceh Besar, BPM Aceh, hingga pelaku masyarakat lainnya seperti BP UPK, BKAD, dan aparatur pemerintah kecamatan dan desa,” ujar Karnaidi lagi.

Fasilitator Kecamatan Suka Makmur, Zulfikar menambahkan terdapat 904 kelompok yang kini dilayani dengan total dana mencapai Rp 3.785.815.795,- hingga Mei 2014. Dari pelaksanaan kegiatan oleh UPK tersebut tercatat jumlah dana suprlus yang diperoleh di 2013 mencapai Rp 252.131.358 dalam bentuk dana surplus yang bisa dibagikan.

Sementara total dana surplus 2013 yang sudah dibagikan Rp 63 juta dalam bentuk bantuan sosial bagi Rumah Tangga Miskin (RTM) Rp 63 juta di antaranya. Dialokasikan dalam bentuk bantuan modal, sembako, dan bantuan ternak. “Dana tersebut telah dialokasikan bagi 31 gampong yang terdapat di Kecamatan Suka Makmur,” Zulfikar menambahkan. Di tahun 2014, Suka Makmur mendapatkan alokasi dana Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan sebesar Rp 850 juta.

Seperti diketahui, PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air, bahkan boleh dikatakan terbesar di dunia. Dalam pelaksanaannya, seluruh anggota masyarakat didorong terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan pelestariannya.

Program ini telah menjangkau kepada peningkatan peran kelembagaan di perdesaan dan aspek perencanaan pembangunan wilayah di perdesaan yang dapat disinergikan dengan dukungan regulasi dan finansial dari Pemerintah Daerah, termasuk peran dan bantuan dari lembaga, instansi dan korporasi di wilayah yang bersangkutan.

“Penghargaan Pemberdayaan Sikompak merupakan bentuk apresiasi dari Pemerintah Republik Indonesia kepada lembaga dan pelaku pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang punya dedikasi, prestasi dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya di daerah melalui PNPM Mandiri Perdesaan”, demikian Benny Irwan, Kasubdit Pembangunan Partisipatif Ditjen PMD menyampaikan pesannya disela-sela persiapan acara.